Gus Mus lahir di Rembang, Jawa Tengah, 10 Agustus 1944. Ia merupakan
seorang kyai, penyair, novelis, pelukis, budayawan dan cendekiawan
muslim yang telah memberi warna baru pada peta perjalanan kehidupan
sosial dan politik para ulama.
Melalui didikan orangtua yang keras
apalagi jika menyangkut prinsip-prinsip agama membuat Gus Mus tumbuh
menjadi seorang ulama karismatik termasyur. Untuk mengetahui fakta
menarik tentang Gus Mus, berikut adalah 5 diantaranya.
1. Ada Gus Mus, ada iPad
Perkembangan
teknologi membuat Gus Mus dapat menjelajahi dunia maya untuk mengetahui
perkembangan zaman dan teknologi. Ia membuat akun jejaring sosial,
seperti facebook (Gus Mus), twitter (@gusmusgusmu) hingga blog (www.gusmus.net).
Menurut Gus Mus, keberadan teknologi terserah pada penggunanya. Ia mencontohkan adanya twitter dan facebook sangat bermanfaat untuk silaturahmi dan mudah mendapatkan pengetahuan dari berbagai sumber.
Gus Mus mengaku sudah berkali-kali memamerkan iPad
miliknya. Salah satunya ketika mengisi ceramah pengajian di Sumenep,
Madura. Ternyata, para kyai tersebut tidak tertarik. Para kyai juga
protes karena dianggapnya akan menimbulkan ketergantungan dengan
teknologi. Lalu, Gus Mus memperlihatkan hasil download kitab-kitab kuning dari berbagai perpustakaan di penjuru dunia.
Kini, dengan iPad,
Gus Mus tak repot membawa segepok kitab kuning, dia cukup mendownload
kitab-kitab kuning. Keuntungan lain, dia juga bias belajar di mana saja.
2. “Saya Mempunyai Hak Prerogatif Untuk Menolak”
Gus
Mus didorong-dorong oleh Gus Dur dan kawan-kawan dari kelompok NU
kultural, untuk mau mencalonkan diri sebagai calon ketua umum PB NU pada
Muktamar NU ke-31 tahun 2004, di Boyolali, Jawa Tengah. Namun Gus Mus
justru bersikukuh menolak.
Jika tidak merasa cocok berada di
suatu lembaga, dia dengan elegan menarik diri. Sebagai misal, kendati
pernah tercatat sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)
Jawa Tengah tahun 1987-1992, mewakili PPP, demikian pula pernah sebagai
anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), mantan Rois Syuriah PB NU
periode 1994-1999 dan 1999-2004 ini tidak pernah mau dicalonkan untuk
menjabat kembali di kedua lembaga tersebut.
“Selama saya
menjadi anggota DPRD, sering terjadi pertikaian di dalam batin saya,
karena sebagai wakil rakyat, yang menerima lebih banyak dibandingkan
dengan apa yang bisa saya berikan kepada rakyat Jawa Tengah,” kata Gus Mus mengenang pengalaman dan pertentangan batin yang dia alami selama menjadi politisi.
3. Sahabat Gus Dur (Abdurrahman Wahid)
Keduanya
bersahabat sejak dipertemukan di Kairo, Mesir ketika sama-sama sedang
menimba ilmu di Universitas Al Azhar pada tahun 1964. Semasa kuliah di
Universitas Al Azhar, keduanya berkumpul setiap hari selama hampir tiga
tahun. Keduanya kemudian bergulat dalam Himpunan Pemuda dan Pelajar
Indonesia (HPPI) Mesir. Menurut Gus Mus, Gus Dur muda hanya bisa
digambarkan dengan tiga kata yaitu buku, film, dan sepak bola.
4. Seorang Guru yang Tidak Mengenal Lelah
Demi
kesetiannya mengajar para santri dan sedang berada di rumah,
sesempatnya Gus Mus berusaha untuk mengisi jadwal pengajian rutin yang
berlaku di pesantren. Jangan heran ketika misalnya menjelang waktu Subuh
Gus Mus baru datang dari berpergian jauh, namun selepas waktu subuh
tiba-tiba Gus Mus langsung muncul untuk mengajar para santri.
Ini
sudah menjadi tradisi dan inilah yang membuat para santri harus selalu
memasang mata dan telinga menunggu kerawuhan (istilah Jawa:
kepulangan) beliau dari berpergian, supaya mereka tidak sampai absen
atau terlambat mengikuti pengajian beliau.
5. Komitmen di Hari Jumat
Apabila hari Jumat tidak ada acara yang sangat penting dan urgent,
Gus Mus akan memilih berada di rumah atau ketika sedang berada di luar
kota, sedapat-dapatnya Gus Mus pasti akan berusaha untuk pulang.
Bukan
sekedar untuk beristirahat dan berkumpul dengan keluarga setelah
beraktivitas di luar melainkan yang lebih penting ialah untuk keperluan
mengajar para santri pengajian tiap Jumat yang terdiri dari sebagain
besar adalah orang-orang tua yang datang dari kampung-kampung setempat
dan daerah Rembang sekitarnya. Ini adalah forum pengajian yang dirintis
oleh sang ayah yaitu KH. Bisri Mustofa.
sumber : https://www.selasar.com/politik/5-fakta-tentang-gus-mus-kh-achmad-mustofa-bisri
0 komentar:
Posting Komentar