10.000 Anak Imigran Hilang di Eropa
BRUSSELS
- Pihak kepolisian Eropa menyatakan, setidaknya 10.000 anak telah
hilang sejak menyeberang ke Benua Biru. Diduga, mereka menjadi korban
penculikan sindikat perdagangan manusia yang mengambil keuntungan dari
krisis imigran yang melanda Eropa. Mereka diyakini akan dijadikan
penjaja seks dan tenaga kerja.
Dikatakan oleh Staf Europol, Brian Donald, ribuan pengungsi di bawah umur telah dilaporkan menghilang sejak mendaftarkan diri menjadi pencari suaka. Setidaknya 5.000 anak telah hilang di Italia. Sedangkan 1.000 lainnya telah lenyap di Swedia.
"Ini tidak masuk akal untuk mengatakan bahwa kita sedang mencari 10.000 anak. Tidak semua dari mereka akan dieksploitasi secara pidana, beberapa mungkin telah diserahkan kepada anggota keluarga. Kami hanya tidak tahu dimana mereka, apa yang mereka lakukan atau dengan siapa mereka," tutur Donald seperti dikutip dari laman Russia Today, Minggu (31/1/2016).
Donald mengungkapkan, pihaknya telah menemukan sejumlah bukti adanya eksploitasi seksual, terutama di Jerman dan Hungaria. Polisi juga telah menemukan bahwa sejumlah geng secara ilegal telah membantu kedatangan para pengungsi ke Uni Eropa. Geng tersebut adalah geng yang sama yang terlibat dengan perdagangan manusia.
Europol sendiri memperkirakan bahwa 27% dari para pengungsi yang tiba di Eropa pada tahun 2015 adalah anak-anak. "Apakah mereka terdaftar atau tidak, kita sedang berbicara tentang 270.000 anak. Tidak semua dari mereka ditemani, tapi kami juga memiliki bukti bahwa kemungkinan sebagai besar seperti itu kondisinya," tukasnya.
Dikatakan oleh Staf Europol, Brian Donald, ribuan pengungsi di bawah umur telah dilaporkan menghilang sejak mendaftarkan diri menjadi pencari suaka. Setidaknya 5.000 anak telah hilang di Italia. Sedangkan 1.000 lainnya telah lenyap di Swedia.
"Ini tidak masuk akal untuk mengatakan bahwa kita sedang mencari 10.000 anak. Tidak semua dari mereka akan dieksploitasi secara pidana, beberapa mungkin telah diserahkan kepada anggota keluarga. Kami hanya tidak tahu dimana mereka, apa yang mereka lakukan atau dengan siapa mereka," tutur Donald seperti dikutip dari laman Russia Today, Minggu (31/1/2016).
Donald mengungkapkan, pihaknya telah menemukan sejumlah bukti adanya eksploitasi seksual, terutama di Jerman dan Hungaria. Polisi juga telah menemukan bahwa sejumlah geng secara ilegal telah membantu kedatangan para pengungsi ke Uni Eropa. Geng tersebut adalah geng yang sama yang terlibat dengan perdagangan manusia.
Europol sendiri memperkirakan bahwa 27% dari para pengungsi yang tiba di Eropa pada tahun 2015 adalah anak-anak. "Apakah mereka terdaftar atau tidak, kita sedang berbicara tentang 270.000 anak. Tidak semua dari mereka ditemani, tapi kami juga memiliki bukti bahwa kemungkinan sebagai besar seperti itu kondisinya," tukasnya.
0 komentar:
Posting Komentar